Berawal dari rasa kangenku untuk kembali bergerilya
bersama mas jon, akhirnya kami putuskan untuk melaju ke Bromo akhir tahun 2012.
Sebulan sudah rencana terbentuk, namun masih belum ada kepastian pemberangkatan
karena belum yakin dengan anggaran, akhirnya seminggu sebelum hari H, kami
yakin akan berangkat dan mulai menyebar undangan. Sekalian mengumpulkan
data-data ttg jalur dan rute menuju bromo
serta anggarannya.
Awalnya kami kira kami hanya akan berdua, namun
ternyata ada 2 kawan dari UNS (yang satu alumni, mas dody) yang juga ikut
serta, jadilah kami berangkat berempat dan janjian untuk berkumpul di depan STM
minggu jam 6 pagi.
Hari minggu tiba, dengan tangki motor terisi penuh
aku melaju menjemput masjon dan langsung melaju ke STM, belum ada orang (biasa
indonesia), kamipun menunggu, sekitar pukul setengah 7, ada seorang dengan
motor jupiter juga menunggu di sisi lain depan STM, mas dody tidak juga muncul.
Pukul 7, org itu mendekati kami dan ternyata dia mas Zaki, temen dari mas dody yang
akan ikut ke bromo, jadilah kami kenalan dan bersama berusaha menghubungi mas
dody yang tak kunjung nampak. Usaha sia sia, tak ada jawaban, Pukul set 8, kami
memutuskan untuk menjemput ke rumah mas dody, ketika sedang menuju kesana hape
mas zaki menerima pesan dari mas dody yang berisi “Sorry bro, keturon.”..
Aaaak, sial.. dan kami melaju ke rumah mas dody baru kemudian berangkat menuju
bromo.
Perjalanan dimulai pukul 8, motor kami melaju, check
point pertama adalah magetan via cemoro sewu, trek tanjakan dan turunan dengan
perbedaan suhu yang cukup mencolok, amaan, udah biasa, pukul setengah 10 kami
tiba di Magetan dan langsung menuju Madiun, deket, jalannya mudah tapi agak
panas, pukul 10 kami tiba di Madiun. Perjalanan berlanjut, masuk kota Caruban (jalur
solo-surabaya) panas cuy, lanjut teruus melewati kota Nganjuk menuju Kertosono,
hujan dikit, ban bocor, nambal ban lanjut lagi. Sebelum sampai di kertosono,
hujan turun lagi, kali ini deras dan mantolpun beraksi. Tiba di kertosono,
nyebrang kali brantas dan belok kanan menuju Pare dan hujan berhenti berganti
dengan panas, persetan dengan kata orang, mantol tak perlu dilepas (untung
helmku fullface), terus melaju sampai Masjid Gedhe Pare, istirahat sholat
sekalian nyopot mantol. Setelah solat kami berjalan mencari makan, dan bertemu
dengan soto, maakaaan.. (dan kami menemukan trik minum lemon tea tapi bayarnya
Cuma es teh, hahaha). Makan selesai, hujan turun, pake mantol lagi dan kembali
melaju menuju Kota Batu, jalurnya menanjak, banyak pinus dan udara kembali
mendingin, dan hujan.
Tiba di Batu, kami disambut macet, berjalan turun
perlahan ke kota malang, nyenggol pakde-pakde, dan memutuskan belok ke pom
bensin, sholat, isi bensin, liat Mbak-mbak (uuuh, merah cuy..). Selesai dengan
semua itu, perjalanan berlanjut dan masih saja macet, menembus kota malang
ditengah gerimis, malang memang mempesona, UMM, Poltek malang, jalan layang
serta taman taman kota yang indah, sayang sekali Macet melukainya. Waktu
maghrib tiba dan kami masih terjebak macet, belok ke masjid sholat sekalian
menunggu macet reda (masih di malang). Selesai sholat, kami lanjut menembus
macet, kami terpisah cukup jauh hingga jalanan sudah lancar dan aku kirim pesan
ke mas dody “ambil arah pasuruan, sampe ada papan arah dieng, aku disana..”. Aku
menunggu mas dody ditempat yang sudah disepakati, berbincang dengan bapak-bapak
tambal ban dan mendapat cerita seram (mpun mboten pak). Mas dody tiba, dieng 38
km lagi, perjalanan berlanjut, mampir dulu di indomaret beli minum, makanan
serta chain lube (rantai kering coy). Perbekalan cukup, kami kembali melaju
menuju wonokriti, desa terakhir sebelum penanjakan, jallannya kecil, nanjak dan
berkelok-kelok, dan dingin.
Pukul 10, kami tiba di desa wonokriti dan disambut
oleh bapak-bapak “maaf mas, penanjakannya masih tutup, dibuka nanti jam 2,
masnya nginep disini dulu aja, homestay murah mas” “tidak pak, kami bawaa
tenda, ijin mendirikan disini ya pak.”. Kenyataanya kami kesulitan menemukan
tempat untuk kemping, akhirnya kemping di parkiran, lengkap sudah tes mental
kami, parkiran, dome dora, banyak penghuni homestay yang melihat kami dengan
pandangan aneh , aah, masak, makan tidur.!
Jam 2, kami bangun, packing ditengah wisatawan lain
yang tetaop saja aneh melihat kami. Perjalanan menuju penanjakan berlanjut,
tanjakan curam, berkelok dan dinginnya pagi, Libaas.. sampai di parkiran
penanjakan, berjalan sedikit ke bawah tower dan pasang tenda lagi. Masak,
sarapan, bersiap untuk sunrise daaaan... Mengecewakan, matahari tertutup kabut,
namun keindahan bromo masih nampak keren walau tanpa matahari. Acara berfoto
ria dimulai, dengan berbagai pose, hahaha, candid photography juga kulakukan
dan hasilnya lumayan, yeeah...
Puas di penanjakan, kami kembali packing, beli
souvenir dan menuju destinasi selanjutnya, Lautan Pasir dan Gunung bromo. Kami
kembali berkendara menuruni pinggiran tebing curan, jalannya memang sudah
beraspal namun masih menyusahkan karena jalurnya ramai.
Lautan pasir, emmmt, WOOOOWWW, jon bilang “oh, iki
to gawean e tuhan.?” Hahahaaa.. cakep cooy, sebelum menembus lautan pasir, pake
masker dulu sekalian ambil beberapa foto, perjalanan lanjut menuju lereng
bromo.melewati bekas jalan yang dilewati jeep-jeep yang biasa mengantar turis.
Menyenangkan, rasanya seperti.. emmmt,, wooow.. hahaha.. surga turun ke bumi
ya.? (alaaay..!). tiba di lereng, parkir, meninggalkan beberapa barang di
kendaaraan dan melaju ke puncak bromo, kami berjalan cepat, disertai berlari,
kami ingin menunujukkan pada para turis-turis itu, kami “miskin” tapi kami
bahagia (we are traveller, not Tourist.!). hahaha..
Tiba di puncak, ada beberapa kebodohan yang tidak
perlu diceritakan hahaha.. (bokong, berpikir, pop mie, luput.!,), berfoto,
tertawa, merenung, dan bla bla bla... agak siang, kami turun, jon dan mas zaki
lewat tangga, aku dan mas dody meluncur, hahaha, diseneni yo ben..Tiba dibawah,
ambil foto, siap-siap pulang..
Perjalanan pulang, kami mengambil jalan berbeda,
kami lewat desa cemoro lawang, yang artinya lewat probolinggo. Turuuuuun sampai
pom bensin, pipis, cuci muka, istirahat, lanjut lagi menuju pasuruan, jalannya
ditengah hutan, sepi sampai pertigaan yang aku tak tau namanya dan masuk jalur
pasuruan probolinggo, jalan jadi besar dan pacu motor ditengah terik matahari.
Melewati pasuruan, bangil, berhenti minum gizi (es buah), tanya jalan, berdoa
hujan dan menuju sidoarjo. Baru sebentar lanjut setelah minum es, hujan turun
dengan derasnya dan sayangnya kami ada di jalan tol, gak boleh berhenti dan
yaudah basah.. keluar tol, pake mantol di rumah nenek-nenek, lanjut ke
mojokerto lewat jalan yang rumit, ah lupakan...
Tiba di mojokerto, mampir masjid, istirahat sekalian
sholatt (diseneni pakde pakde), lanjut lagi.. Tujuan selanjutnya jombang,
kertosono, nganjuk. Di nganjuk kami
terpisah, sepertinya mas dody tertinggal, aku memelankan motor tapi mereka tak
kunjung terlihat, akhirnya aku dan masjon menepi ke pom bensin, sholat sambil
berharap mereka lewat, kami tunggu sampai jam 7, tak kunjung lewat, kami kirim
pesan supaya langsung menuju solo dan berharap mereka baik baik saja, bersiap,
langsung melaju pulang, caruban, ngawi, sragen, jalanan gelap dan rintik hujan,
dingin pula dan pastinya lelah menerpa.. aaah.. belum lagi banyak knalpot –
knalpot brisik, untungnya di sragen ada razia, lumayan jadi hiburan, hehehe..
lanjut solo...!
Sekitar pukul 10, kami masuk kota solo, aah, walau
Cuma 2 hari pergi, tapi tak seperti biasanya, kami merasa sangat kangen,
kembali melihat plat-plat nomer AD, entahlah, rasanya nyaman.. hahaha.. antar
mas jon pulang kerumahnya dan langsung cabut pulang kerumah sembari berdoa
supaya hujan. Dan akhirnya, rumah, tergeletak di depan pintu, aah, tanganku..
langsung buka hape dan mas dody sms jam 7.09 dia udah di caruban, syukurlah,,
akhirnya perjalanan ini berakhir juga, 800 km, 14
jam berangkat, 12 jam pulang, penanjakan, bromo, lautan pasir, doraa.. hahaha..
banyak pelajaran yang bisa diambil dan banyak mimpi yang kembali menyirat di
hati, Ijen.! Kawah Putih.! Next destination.. yeeeey,,
Pelajaran yang saya temukan :
1. buatlah rencana sematang mungkin, kumpulkan info,
jangan hanya bergantung pada google maps, bertanyalah.!
2. Kepercayaan membangkitkan kekuatan, percayalah..
3. Penjadwalan, selalu siapkan waktu untuk ke moloran
karena halhal yang tak terduga..
4. Tuhan adalah arsitek yang hebat..
5. Traveler tak semewah dan semudah turis, tapi jauh
lebih menyenangkan.. kami miskin tapi kami lebih bahagia..
6. Berkenalan dengan banyak orang, itu membantu..
Terakhir, ucapan terimakasih khusus untuk sahabatku
Vicky, kau tetaplah yang paling keren, kau hebat dan bersama kita akan menjelajah
dunia, percayalah.!
#GodSavesTheTravellers..!
Surakarta, 03 Januari 2013

Tidak ada komentar:
Posting Komentar