Bicara tentang jarak, kali ini aku ingin membahas jarak, sebagai
sesuatu yang menjadikan 2 atau lebih manusia tidak bisa bertemu.
Secara umum jarak biasanya diukur dengan satuan meter atau kilometer,
tapi kali ini aku punya pandangan yang lain..
Aku pernah menjalani hubungan jarak jauh, atau biasa disebut LDR.
Waktu itu aku kerja di surabaya, dan dia kuliah di solo. Secara
normal,Jarak surabaya solo sekitar 300 km, tidak membutuhkan sampai
setengah hari perjalanan. Dengan jarak solo surabaya yang sekitar 300
km, apakah jarak antara kami juga cuma 300 km.? Ternyata tidak, jarak
300 km itu cuma 7 jam perjalanan, harusnya kami cuma perlu 7 jam
untuk bisa bertemu, tapi kenyataannya kami cuma bisa ketemu sekali
dalam sebulan karena kami tidak punya waktu, kami punya kesibukan dan
hal hal lain yang menjadikan waktu kami untuk “bertemu” hanya
terjadi satu kali dalam satu bulan, yang artinya jarak sebenarnya
antara kami adalah 29-30 hari, bukan sekedar 300 km.
Jarak yang berdasar pada kilometer itu sebenarnya tidak tetap dan
tidak beraturan, selalu berubah tergantung pada bagaimana kondisi
kita saat itu, contohnya, ada saat dimana aku harus tugas luar kota,
di medan, saat itu jarak normal antara kami berubah menjadi
medan-surabaya-solo, medan surabaya lebih dari 2500 km, surabaya solo
300 km. Jarak itu sebenarnya cuma 3 jam lebih jauh dari sebelumnya,
jarak medan surabaya itu 3 jam, dan surabaya solo 7 jam, tapi jika
dilihat dari sudut pandang waktu kami yang sebenarnya, jarak kami
sebenarnya saat itu adalah 12 hari, karena pada saat itu rencana kami
untuk bertemu masih 12 hari kedepan atau karena kami sudah melewati
jarak yang 17 hari sebelumnya, jadi jarak berdasar waktu itu juga
tidak tetap, namun cenderung berkurang secara beraturan, selama kita
tetap menjaga komitmen untuk bertemu sekali dalam satu bulan, maka
setiap detik, menit, jam, atau setiap hari dan minggunya, jarak itu
akan terus berkurang.
Sekarang, aku sudah pindah ke solo, kami ada dalam 1 kota, jarak
normal antara rumah kami cuma 5 km, cuma perlu 10 menit. Mungkin ini
berarti kami bisa jadi lebih sering bertemu, tapi ternyata tidak,
secara km memang kami begitu dekat, tapi aktivitas dan kesibukan kami
menjadikan kami tidak punya cukup waktu untuk “bertemu”, makna
bertemu yang aku maksud disini bukanlah sekedar berada dalam 1 tempat
yang sama, tapi, lebih kearah bertemu sebagai 2 manusia yang murni,
dimana hanya ada aku dan dia, tidak ada beban kerjaanku ataupun
kuliahnya, hanya kami. Beberapa waktu yang lalu kami bisa bertemu
sekali atau 2 kali dalam seminggu, dan rasanya menyenangkan bila
dibandingkan dengan sebulan sekali. Tapi semuanya berubah sejak
negara api menyerang, hehehe, bercanda, maksudku ada yang berubah
seiring kesibukan kami, semuanya terasa berbeda, mungkin kami masih
bertemu sekali seminggu atau sekali dalam 2 atau 3 minggu, tapi kami
seperti tidak benar benar bertemu, tak ada lagi energi dan tawa yang
tersisa, setiap bertemu kami hanya membawa lelah dan keluh kesah atas
beratnya kesibukan kami masing masing, semua jadi terasa hambar,
gaenak, dan juga lebih buruk. Mungkin jika diberi pilihan, kami lebih
memilih terpisah lebih jauh, hanya bertemu sekali sebulan, tapi benar
benar bertemu, an menikmati pertemuan itu, dari pada seperti
sekarang, memaksakan waktu untuk bertemu, sekali dalam 1 atau 2
minggu, tapi tidak pernah benar benar bertemu, hanya formalitas dan
ajang berkeluh kesah, Argh.!
Kenyataannya memang berproses itu tidaklah mudah, segala kesibukan
kami saat ini adalah bagian dari proses kami berkembang, jadi wajar
saja jika rasanya tidak enak, hahaha, yaudah nikmati aja, mau gimana
lagi.? Yang paling penting untuk dilakukan sekarang adalah belajar
untuk lebih menerima, lebih mengerti dan juga bersabar, menunggu
jarak itu sedikit demi sedikit berkurang, hingga kita sampai di suatu
titik nanti, dimana kita bisa bukan sekedar “bertemu”, tapi
“bersama”..
It's the time that keep us apart, not the distance.. dan tergantung
pada kita, apakah akan menerima dan bersabar menghadapinya, atau
menyerah begitu saja..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar