Minggu, 14 Juli 2013

Merapi Pasca Erupsi, Maret 2011. Nekat, Bodoh dan Menyenangkan…

Merapi, Sebuah gunung yang terletak di perbatasan Jawa tengah dan DI Yogyakarta. Sebuah gunung  sangat terkenal di Indonesia karena keaktifannya, apalagi setelah erupsi beberapa waktu yang lalu yang menewaskan juru kuncinya, Mbah Maridjan (goodbye mbah, love u..).

Ide pendakian merapi berawal ketika aku dan mas jon (mas raditya yudha prasetya / ketua umum elmobpela) sedang dalam perjalanan turun dari puncak lawu, tepatnya waktu di Watu jago. Waktu itu, sambil beristirahat kami berbincang-bincang tentang merapi dan pendakiannya, dengan setengah bercanda aku mengajak mas jon untuk mendaki gunung merapi, dan secara mengejutkan mas jon pun menerima ide tersebut. Akhirnya kami memutuskan akan melakukan pendakian itu pada tanggal 26 maret 2011, 2 minggu setelah pendakian lawu.
Singkat cerita, tanggal 26 sepulang sekolah, aku dan mas jon sepakat untuk berangkat berdua saja (biar romantis.. $&#^$#). Setelah aku selesai packing, aku segera kerumah mas jon dan kamipun langsung berangkat ke UMS (loh, kok UMS..?) buat ngambil bendera yang dibawa anak-anak yang sedang latian di sana.
Sepanjang perjalanan menuju Selo, cuaca tidak terlalu baik, awan yang mendung dan jalan yang masih basah ditambah arus lalu lintas yang lumayan ramai membuat perjalanan kami kurang menyenangkan, apalagi pas di jalur mesum (tikungan” di antara cepogo dan selo yg sering dipakai buat pacaran..) turun kabut yang sangat tebal sehingga tanganku terasa kaku, aarrgghh..
Kami tiba di Selo sekitar jam setengah 7, aku yang mengira pos pendakian ada di “New Selo” ternyata salah, disana tidak ada apa” selain pengumuman “Dilarang Mendaki Di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi”, yaahh… gak bisa muncak deeh..
Aku dan mas jon pun memutuskan untuk camping di Joglo 2 di New Selo. Kamipun segera mendirikan tenda lalu masak makan malam dan segera tidur. Sekitar pukul 12, kami mendengar ada pendaki lain, mereka tidak menghiraukan peringatan dan nekad muncak.
Pagi hari, kami tidak mau menyianyiakan momen Sun Rise, seperti biasa kami langsung berfoto ria. Selesai berfoto (karena ada banyak penduduk yg mau mencari rumput..) kami memasak lagi dan langsung sarapan. Jam 7, sebelum kami sempat menghabiskan makanan, kami melihat ada pendaki lagi yang kali ini kami kenal, mereka dari PMPA Vagus. Merasa terinspirasi, kami langsung packing (sisa makanan dibungkus dalam plastik), nitipkan motor ke base camp pendakian dan segera menyusul mas dan mba’nya Vagus.
Perjalanan dimulai, jalur dari pos pendakian adalah ladang-ladang penduduk, dengan jalur tanjakan yang penjang dengan sedikit sekali jalur yang landai (aku tidak suka jalur ini… hahaha..). Setelah melewati ladang penduduk, jalur selanjutnya adalah hutan heterogen. Melewati hutan heterogen, kami mendengar suara perempuan (jangan jangan……!!!) yang ternyata adalah suara Mbak”e Vagus (yes, akhirnya kesusul..) yang sedang beristirahat di pos 1, Kami yang segera menyusul juga ikut beristirahat di Pos 1.
Setelah sejenak beristirahat di pos 1, kami langsung melanjutkan pendakian, melalui hutan heterogen yang populasinya sudah semakin jarang. Setelah hutan heterogen, jalur selanjutnya adalah jalur tanjakan panjang yang berbatu dengan tumbuhan yang semakin jarang dan ukurannya juga semakin kecil. Di jalur ini kami bertemu beberapa pendaki dari Kartasura dan Salatiga.
Pos 2, jaraknya tidak terlalu jauh dari pos 1, tidak sampai 1 jam kami sudah sampai di pos 2. Kami beristirahat sejenak, kemudian langsung melanjutkan pendakian. Jalur dari pos 2 hampir sama dengan jalur sebelum pos 1, tanjakan bebatuan yang panjang dengan populasi tumbuhan semakin sedikit. Tiba di watu gajah, kami berhenti sejenak, di depan kami jalur sudah tidak terlihat, yang ada hanya pasir dan bebatuan yang masih labil dan rawan longsor. Aku bertanya pada mas jon apakah akan dilanjutkan, dan dia bilang “lanjut”. Dengan perlahan kami melanjutkan perjalanan, sesekali dalam hatiku tersirat rasa takut, mengingat kejadian yg beberapa waktu lalu menimpa tempat itu. Apalagi saat itu cuaca sedang berkabut dan sesekali terdengar suara petir yang bergemuruh (aarrghh.. kok serem yaa… ).
Beberapa ratus meter kami berjalan, kami tiba di pasar bubrah. Pasar bubrah adalah tempat yang biasanya digunakan sebagai tempat nge’camp dan juga tempat istirahat terakhir sebelum Summit Attack ke puncak garuda. Disini kami bertemu dengan pendaki dari Kartasura yang sedang membuat tugu.
Didorong rasa ingin tahu yg tinggi, kami memutuskan meneruskan perjalanan ke puncak. Kabut tebal menjadi halangan yg paling berarti, karena selain jarak pandang yg sangat tipis, kami juga tidak mengetahui medan di sekitar puncak merapi. Akhirnya di tengah perjalanan kami memutuskan untuk menghentikan perjalanan. Kami sempat mengambil foto di lereng utara yg sangat curam. Kami kembali ke Pasar bubrah dan ternyata mas dan mbaknya Vagus sudah smpai disana dan sedang Foto-Foto (belakangan ku ketahui foto” itu digunakan untuk kepentingan Milad Vagus yg ke sekian.. hehehe,,,). Kami berbincang sedikit dengan mereka dan segera turun.
Perjalanan turun gunung terasa sulit, bukan hanya medan merapi yg curam tapi juga karena kami kehabisan air, tapi untungnya kami kembali ketemu dengan mas masnya dari kartasura yg dengan sangat baiknya memberi kami air dan roti (mangan, wareg, minggat hahaha…). Dan kamipun berjalan turun bersama.
Satu setengah jam berjalan, kai tiba di pos pendakian, kami segera mengambil motor, beli sticker dan segera pamit untuk pulang. Tiba di Cepogo, kami (atau tepatnya saya..) berhenti sejenak untuk makan mie ayam karena cacing di perut sudah mulai konser, hehehe… Di boyolali, kami kembali mampir ke sebuah toko Outdoor Gear karena mas jon ingin membeli Wind Stopper dambaannya.
Perjalanan pulang ke solo cuaca hujan merata, dari boyolali sampai solo kami keujanan, namun alhamdulillah sampai rumah dengan selamat, (horee..!!!). Perjalanan yg menyenangkan pun berakhir saat kami tiba dirumah.
Yeeeeeeeeaaaaahhh…!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels

air terjun (1) alun alun (1) balekambang (1) banyutibo (1) blado (1) bromo (1) buyutan (1) candi (2) Candi Arjuna (1) coretan (21) damas (1) dieng (4) gunung (7) jalan jalan (22) jamus (1) jawa timur (1) jogja (4) klayar (1) konang (1) kota batu (1) malang raya (3) malang selatan (2) malaysia (1) Manchester (1) maron (1) marun (1) merapi (2) MU (1) munjunga (1) nampu (1) new cyber (1) ngiriboyo (1) ngiroboyo (1) pacitan (3) panggul (1) pantai (11) pasir putih (3) pelang (1) Prau (1) prigi (1) pujiharjo (1) Sikidang (1) sipelot (1) siung (2) solotraveller (16) sumbing (1) sungai (1) sunrise (1) surabaya (1) tkjc (2) trenggalek (2) United (1) watulimo (1) wediombo (1) wonogiri (1) wonosobo (2)