Minggu, 13 September 2015

Pantai Sipelot, yang damai dan sederhana..


Pantai Sipelot, sebuah pantai yang mulai terkenal di kawasan malang selatan. Namun meskipun mulai terkenal, pantai sipelot tetaplah sepi, kenapa bisa.? Mungkin karena aksesnya yg lumayan sulit. Secara adminstratif pantai sipelot terletak di desa Pujiharjo Kabupaten malang, 40 km dari kota kecamatan Dampit atau sekitar 80 km arah tenggara kota malang. Transportasi paling memungkinkan untuk menuju sipelot adalah dengan kendaraan pribadi (mobil/motor) karena gaada kendaraan umum yg lewat. Saat itu kami naik motor, untuk menuju ke sipelot kalau dari kota malang, pertama kita menuju kota kecamatan dampit (melalui jalur malang-lumajang), waktu itu kami tiba di dampit pukul 4 pagi, dan lanjut ke sipelot pukul 5, ambil jalan yang arah lumajang sekitar 7 km sampai ada pertigaan dengan plang arah sipelot ke kanan, ambil kanan, kami memasuki jalan desa yang lebarnya hanya 2,5 meter, dari sini kita hanya perlu mengikuti jalan kecil ini sejauh 35 an km melewati desa, ladang pisang dan salak, ladang kopi, naik dan turun beberapa bukit selama hampir 2 jam hingga kita tiba di desa Pujiharjo, sebuah desa diujung belantara. Desa pujiharjo adalah desa yang kampret, kenapa kampret, karena walaupun letaknya terpencil diujung belantara yang untuk kesananya menempuh perjalanan yang cukup membuat frustasi, namun desa ini terbilang lengkap fasilitasnya, ada sebuah tower seluler yg menjamin ketersediaan sinyal hape (telkomsel), warung makan, ada minimarket, ada konter hape bahkan ada warnet, wow.. dari desa pujiharjo sendiri pantai sipelot berjarak 500 meter melewati tambak ikan penduduk, pukul 7 pagi kami sampai di sipelot.

Pantai sipelot memanjang 1 km dari barat ke timur, dengan pemukiman warga nelayan di dekat pantai sisi barat, begitu masuk kesannya pantai ini kotor dan bau amis ikan, maklum di sisi barat ini adalah pelabuhan ikan, ada tempat buat lelang ikan juga, jadi banyak mayat mayat ikan berserakan, namun kesan kotor itu hanya di sisi barat, di sisi timur pantai sipelot masih bersih, pasir pantainya yang kecoklatan nampak bersih dengan ombak yang tidak terlalu besar. Di sisi timur pantai ini ada sebuah muara sungai yang membentuk kolam, airnya yang jernih memantulkan refleksi perbukitan di seberangnya, cocok buat di foto dan juga bisa buat renang, jadi sipelot adalah pantai kedua yang airnya tawar setelah pantai ngiroboyo di pacitan. Selebihnya biasa aja sih, dari segi pemandangan pantai sipelot itu biasa aja, gatau juga kenapa bisa terkenal di malang. Setelah istirahat tiduran diatas karang di sisi timur, kami berjalan ke sisi barat, berharap menemukan sesuatu, gaada apa apa sih, cuman aktivitas warga nelayan seperti biasa dan sebuah kursi dari bambu dibawah pohon yang biasa dipakai warga untuk bersantai, akhirnya kami memutuskan duduk duduk disitu, sambil bercerita tentang beberapa hal sampai aku menyadari satu hal, Pantai Sipelot itu damai, disana memang gaada atraksi alam yang luar biasa, atau pasir putih yang membentang selayaknya pantai lain di malang selatan, disana Cuma terasa damai, sipelot ga sepenuhnya sepi, karena ada di dekat perkampungan, ada aktivitas nelayan juga, sipelot cuma damai, terasa begitu damai. Agak susah sebenarnya menjelaskan apa maksud damai itu, yang jelas di sipelot aku sendiri mengerti untuk menerima, sipelot seakan memaksa untuk menerima, menikmati dan berhenti menuntut. Belajar untuk lebih merasakan hal hal yang sederhana sekalipun sebagai sebuah keindahan, mengerti bahwa duduk dipinggir pantai, menikmati angin, dan ombak, dan beberapa aktivitas nelayan itu bisa membawa kita menuju kedamaian, kedamaian yang memaksa kita menjadi manusia, sebenarnya manusia yang seakan tanpa beban, kedamaian yang menciptakan kondisi dimana bang yanuar sampai bisa curhat masalah cinta, wow, padahal sebelum sebelumnya gak pernah bang yan bahas masalah cinta, hidupnya Cuma masalah travelling. Hahaha, ajaib emang..
Selepas sesi curhat tadi, hehehe, kami ditawari warga sekitar untuk menyewa perahu yang membawa kami ke pantai pasir putih, sebuah pantai diujung tanjung yang hanya bisa ditempuh jalur laut dengan perahu, kami pun menerima tawaran dengan harga 20 rb per orang. Sebuah kapal motor membawa kami ke pantai pasir putih, sekitar 10 menit dari sipelot, ini pengalaman ketigaku naik perahu, sebalumnya susur sungai di pacitan, sama muter muter rawa pening di semarang, dan sekarang naik perahu di laut menuju pantai pasir putih, haduh, kalo disungai sama rawa gaada ombaknya, maka dilaut banyak ombaknya, bagiku yang dasarnya tidak bisa berenang, naik perahu dilaut adalah mimpi buruk, apalagi pas bapaknya pengemudi perahu membawa perahu terbang pas melewati ombak yg agak tinggi, angkat tangan, ampun pak ampun saya nyerah, tapi kan ga lucu juga kalo balik, akhirnya tetep dilanjutkan naik perahunya dengan jantung yang deg degan kemana mana, dan alhamdulillah sampai di pantai pasir putih dengan selamat.
Pantai pasir putih, pantainya ga terlalu panjang, Cuma 100-200 meter an menghadap ke timur, juga ga terlalu lebar, Cuma sekitar 5-10 meter dan pada siang hari saat ombak pasang keseluruhan pasir pantai akan tersapu ombak, jadi gabisa dipake camping. Warna pasirnya putih, beneran putih, bukan kekuningan, pantainya bersih dan sepi, saat itu hanya ada 2 rombongan di pantai ini. Kondisi pantai yang landai membuat pantai ini asik buat bermain air, namun musti ati ati karena ombaknya cukup besar. Di pantai ini juga ada air terjun setinggi kurang lebih 20 meter, namun sayang pas kami kesana debit airnya kecil sekali dibawah air terjun ini membentuk kolam yang kotor karena banyak daun daun yang membusuk, mungkin kalo debit airnya besar kolamnya bakalan jadi bersih dan bakalan epic buat berendam. Setelah mengantar sampai pantai ini, bapak yg punya perahu akan kembali ke sipelot dan kembali lagi untuk menjemput kami di pasir putih sesuai kesepakatan kami mau di pantai pasir putih berapa lama, biasanya 1-2 jam, jika anda merasa sudah cukup main main di pantai, sambil menunggu perahu penjemput datang, kita bisa duduk duduk di bawah sebuah pohon besar yang ada ditengah pantai, keteduhan dibawah pohon, ditambah memandangi air laut yang berwarna tosca, entah mengapa terasa cocok diajak menggalau, dan yah, akhirnya saya pun berakhir galau di bibir pantai pasir putih ini, hahaha.. Setengah jam berlalu, dan perahu bapaknya pun datang, waktunya kembali ke sipelot lagi, naik perahu horror lagi, menuju ujung dari perjalanan kami di pantai sipelot ini.
Jika ditanya apakah aku mau kembali ke sipelot lagi apa enggak, bingung, jika membayangkan jauhnya perjalanan yang mesti ditempuh, jawabannya adalah NO, BIG NO, tapi jika mengingat apa yang sipelot tawarkan, sebuah tempat yang cenderung biasa, namun begitu damai, tempat dimana disana, sebagai seorang traveller kita tidak akan mengejar apa apa, tidak mengejar cerita, atau foto yang epic, tidak ada, sipelot hanya menawarkan kesederhanaan dan sangat apa adanya seperti seharusnya manusia, dengan alasan nilai tersebut mungkin aku mau kembali lagi kesana.. tapi entahlah,lihat saja nanti waktu dan nasib akan membawaku kesana lagi atau tidak.. 
Special thanks buat bang yanuar yang udah mau mengikuti keinginan anehku menempuh jarak yang begitu panjang cuma buat liat tempat yang biasa aja, hehehe.. i mean it bro.!

 Menuju Sipelot, Stay Strong Vicky.!

Pantai Sipelot, biasa dan sepi dan samai..

 Cermin..

Wuuush..

 The Fighter..


 Perahu horror..

Air lautnya warna tosca, jadi keinget yang PDH nya ada warna tosca nya,, hahaha.. huush gaboleh baper..

Air terjun Mampet..

Pantai pasir putih, sipelot..

Pasirnya putih beneran, ga kekuningan..

 and it is private vrooh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels

air terjun (1) alun alun (1) balekambang (1) banyutibo (1) blado (1) bromo (1) buyutan (1) candi (2) Candi Arjuna (1) coretan (21) damas (1) dieng (4) gunung (7) jalan jalan (22) jamus (1) jawa timur (1) jogja (4) klayar (1) konang (1) kota batu (1) malang raya (3) malang selatan (2) malaysia (1) Manchester (1) maron (1) marun (1) merapi (2) MU (1) munjunga (1) nampu (1) new cyber (1) ngiriboyo (1) ngiroboyo (1) pacitan (3) panggul (1) pantai (11) pasir putih (3) pelang (1) Prau (1) prigi (1) pujiharjo (1) Sikidang (1) sipelot (1) siung (2) solotraveller (16) sumbing (1) sungai (1) sunrise (1) surabaya (1) tkjc (2) trenggalek (2) United (1) watulimo (1) wediombo (1) wonogiri (1) wonosobo (2)