Prau, sebuah gunung (kalau bisa disebut begitu) yang akhir akhir ini
menjadi begitu mainstream, hahaha, 3 tahun yang lalu nama gunung prau
mungkin masih asing di kalangan pendaki indonesia, namun semua itu
berubah ketika film 5 cm menyerang, demam naik gunung yang melanda
kalangan pemuda pemudi dan pemodus di indonesia secara signifikan
menaikan popularitas gunung prau, hal itu terlihat dari kenaikan
jumlah pendaki gunung prau dari tahun ke tahun.
Sebenarnya film 5 cm sama sekali tidak membahas gunung prau, mereka
hanya membahas soal naik gunung, dengan latar semeru yang ciamik
abis, dan itulah yang menimbulkan demam naik gunung di indonesia.
Lalu hubungannya sama prau.? Jadi gini, kebanyakan (hampir semua)
yang terkena demam itu adalah pemula, dan walaupun ada beberapa yang
ikut organisasi pecinta alam dulu buat belajar naik gunung, tapi
kebanyakan mereka tidak mau belajar dulu, ya naik tinggal naik gitu
aja, asal ada orang yang bisa dianggap “pernah naik gunung”, maka
mereka asal nimbrung aja ikutan naik gunung, jadi kan ga mungkin juga
mereka langsung ke gunung yang ekstrem, karna memang tujuannya
sebenarnya hanya cari sensasi sama foto foto, bukan sisi
adventurenya. Nah dengan kondisi demikian, mereka para orang yang
demam 5 cm ini perlu sebuah gunung yang “mudah”, dalam artian
mudah dijangkau lokasinya, treknya yang mudah, waktu tempuh yang
singkat dan tentu saja pemandangannya yang indah, dan sialnya, gunung
prau punya semua persyaratan tersebut. Pertama, lokasi, gunung prau
terletak di kasawan dieng plateau yang amat terkenal sampai manca
negara, bisa diakses dengan mudah dari kota wonosobo atau
banjarnegara, bisa kendaraan pribadi, carter ataupun bus umum, mudah
kan.?. kedua, treknya mudah, ya iyalah mudah, awal jalur pendakian
itu kita melewati desa, kemudian jalan landai berbatu yang cukup
lebar, bisa muat 2 motor, di siang hari kita bisa melihat motor motor
petani kentang yang lalu lalang di jalan ini, berjalan sekitar 500
meter sampai diujung jalan ini, maka kita akan ketemu pos 1, yang
sekaligus menjadi tempat petani parkir motor mereka dan juga tempat
menyimpan pupuk, atau biar lebih mudahnya kita bisa naik ojek aja,
dari base camp sampai pos 1, cuma 10 rb kok, setelahnya kita akan
melewati jalan setapak ditengan kebun kentang, berjalan setengah jam,
kita akan sampai di perbatasan kebun dengan hutan, disitulah pos 2
nya. Di pos 2 kita mulai memasuki wilayah hutan pinus yang tidak
terlalu lebat, dari sini juga terlihat telaga warna dari kejauhan,
dan juga terlihat seluruh wilayah kaldera prau (dieng plateau). Dari
pos 2 ke pos 3 treknya agak lebih terjal dari pada sebelumnya,
berjalan santai 30 menit dan sampailah di pos 3, pos 3 merupakan
batas akhir hutan pinus, dan mulai berganti dengan vegetasi gunung
(yang pohonnya pendek pendek gitu), disini juga aku menyempatkan diri
buat tidur siang sejam, hehehe.. dari pos 3 ke puncak jalannya
relatif sama dengan pos 2, hanya tidak ada laginya hutan pinus
membuat jalur ini begitu terbuka, keseluruhan wilayah kaldera prau
terlihat lebih jelas, kota wonosobo juga terlihat. Oh ya, sekarang
aku lebih suka menyebut dieng plateau dengan sebutan kaldera prau, ya
karena memang keseluruhan wilayah dieng sebenarnya adalah kaldera
gunung prau purba, gunung prau purba yang tingginya lebih dari 4000
meter yang meletus dan longsor kemudian membentuk kaldera super besar
yang sekarang menjadi dieng plateau, dan gunung prau yang dikenal
sekarang sebenarnya adalah satu gunung yang sama dengan gunung gunung
di sekitarnya (praja, sikunir dkk), dan prau yang sekarang adalah
titik tertinggi dari keseluruhan kaldera prau. Setengah jam dari pos
3 dan kita sudah sampai di kawasan puncak gunung prau yang berupa
bukit bukit kecil (bukit teletubies). Waktu itu aku bikin camp agak
dibawah puncak biar bisa berlindung di pepohonan, aku tiba dipuncak
pukul 3 sore, oh iya, aku berangkat dari basecamp patak banteng jam
12 siang (sorry tadi lupa diceritakan didepan, hehehe..), waktu itu
disana masih sepi, selain cuma 3 rombongan termasuk rombongannya mas
sutrisno (ceritanya itu rombongan mas sutrisno itu rombongan yang aku
ikut nimbrung ke mereka pas di pos 3, hehe..), yaudah, bikin camp,
trus makan bekal (kentang goreng, roti, keju, sosis, susu,) abis itu
lanjutin bobog siang yang tertunda, hahaha..
Aku terbangun sekitar jam 6 sore, karena mendengar suara tawa dari
rombongan sebelah yang ternyata berasal dari provinsi ngapak,
hahahhaaa, aku asal ikut ketawa aja dengerin logatnya mereka (bukan
bermaksud rasis, tapi elu tau sendiri kan, ngapak men,,) aslinya sih
pengen lanjut tidur, tapi apa daya gabisa tidur karena efek ngapak,
ya terpaksanya nungguin mereka sampai tidur baru aku bisa tidur, dan
jam 10 malam, akhirnya, tidur.!..
Jam 4 pagi, aku terbangun, kali ini bukan oleh tawa kawan kawan
ngapak, tapi lebih ke suara kicauan ratusan bahkan ribuan manusia,
akupun keluar dari camp dan, woow, banyak kali orang disini, perasaan
kemaren sore cuma beberapa rombongan, tapi pagi itu, mungkin lebih
dari 1000 orang dengan ratusan tenda berjejal di kawasan puncak
gunung prau, banyak sekali orang dengan berbagai rupa, pendaki
standar (kayak aku), pendaki tradisional yang cuma pake sarung, ada
rombongan keluarga bahagia, ada anak anak reggae, anak motor,
suporter bola, ada crewnya SCTV, dan dan juga mbak mbak yang pake hot
pants. What the..!.. yah, inilah efek dari demam naik gunung yang aku
ceritakan didepan, dan ini juga lah kesialan terbesar gunung prau
selama ini, terlalu banyak manusia diatas sini, kalian bisa bayangkan
kan betapa banyaknya rumput yang terinjakan.? It's bad man, it's
really bad, *pukpuk prau..
Baiklah, awalnya aku kesini sendirian berharap bisa menemukan
kedamaian gitu, tapi, sepertinya tujuanku ngetrip sendirian biar
bisa menemukan kedamaian itu gagal sudah, hahaha.. bukan kedamaian,
tapi rasa kosong yang aku temukan, ya, pagi itu, aku duduk di
ketinggian, sunrise didepan mata, pemandangan gunung gunung didepanku
yang begitu wow, ribuan orang ada disekitar, tapi yang aku rasakan
hanyalah kosong dan dingin, tidak ada yang terasa spesial, kecuali
rasa seneng karena keinginanku untuk single trip ke gunung akhirnya
kesampaian, hehehe, mungkin bener kata orang, bukan tempat yang bikin
spesial, tapi orangnya.. I wish you're here.!
Ribuan manusia berbagai rupa..
Wish u're here..
Sunrise..
Mereka..
hihiii..
Kawasan kaldera Prau dari pos 3..
Telaga warna dari pos 2..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar