Kamis, 25 Desember 2014

*pukpuk Prau..

Prau, sebuah gunung (kalau bisa disebut begitu) yang akhir akhir ini menjadi begitu mainstream, hahaha, 3 tahun yang lalu nama gunung prau mungkin masih asing di kalangan pendaki indonesia, namun semua itu berubah ketika film 5 cm menyerang, demam naik gunung yang melanda kalangan pemuda pemudi dan pemodus di indonesia secara signifikan menaikan popularitas gunung prau, hal itu terlihat dari kenaikan jumlah pendaki gunung prau dari tahun ke tahun.

Sebenarnya film 5 cm sama sekali tidak membahas gunung prau, mereka hanya membahas soal naik gunung, dengan latar semeru yang ciamik abis, dan itulah yang menimbulkan demam naik gunung di indonesia. Lalu hubungannya sama prau.? Jadi gini, kebanyakan (hampir semua) yang terkena demam itu adalah pemula, dan walaupun ada beberapa yang ikut organisasi pecinta alam dulu buat belajar naik gunung, tapi kebanyakan mereka tidak mau belajar dulu, ya naik tinggal naik gitu aja, asal ada orang yang bisa dianggap “pernah naik gunung”, maka mereka asal nimbrung aja ikutan naik gunung, jadi kan ga mungkin juga mereka langsung ke gunung yang ekstrem, karna memang tujuannya sebenarnya hanya cari sensasi sama foto foto, bukan sisi adventurenya. Nah dengan kondisi demikian, mereka para orang yang demam 5 cm ini perlu sebuah gunung yang “mudah”, dalam artian mudah dijangkau lokasinya, treknya yang mudah, waktu tempuh yang singkat dan tentu saja pemandangannya yang indah, dan sialnya, gunung prau punya semua persyaratan tersebut. Pertama, lokasi, gunung prau terletak di kasawan dieng plateau yang amat terkenal sampai manca negara, bisa diakses dengan mudah dari kota wonosobo atau banjarnegara, bisa kendaraan pribadi, carter ataupun bus umum, mudah kan.?. kedua, treknya mudah, ya iyalah mudah, awal jalur pendakian itu kita melewati desa, kemudian jalan landai berbatu yang cukup lebar, bisa muat 2 motor, di siang hari kita bisa melihat motor motor petani kentang yang lalu lalang di jalan ini, berjalan sekitar 500 meter sampai diujung jalan ini, maka kita akan ketemu pos 1, yang sekaligus menjadi tempat petani parkir motor mereka dan juga tempat menyimpan pupuk, atau biar lebih mudahnya kita bisa naik ojek aja, dari base camp sampai pos 1, cuma 10 rb kok, setelahnya kita akan melewati jalan setapak ditengan kebun kentang, berjalan setengah jam, kita akan sampai di perbatasan kebun dengan hutan, disitulah pos 2 nya. Di pos 2 kita mulai memasuki wilayah hutan pinus yang tidak terlalu lebat, dari sini juga terlihat telaga warna dari kejauhan, dan juga terlihat seluruh wilayah kaldera prau (dieng plateau). Dari pos 2 ke pos 3 treknya agak lebih terjal dari pada sebelumnya, berjalan santai 30 menit dan sampailah di pos 3, pos 3 merupakan batas akhir hutan pinus, dan mulai berganti dengan vegetasi gunung (yang pohonnya pendek pendek gitu), disini juga aku menyempatkan diri buat tidur siang sejam, hehehe.. dari pos 3 ke puncak jalannya relatif sama dengan pos 2, hanya tidak ada laginya hutan pinus membuat jalur ini begitu terbuka, keseluruhan wilayah kaldera prau terlihat lebih jelas, kota wonosobo juga terlihat. Oh ya, sekarang aku lebih suka menyebut dieng plateau dengan sebutan kaldera prau, ya karena memang keseluruhan wilayah dieng sebenarnya adalah kaldera gunung prau purba, gunung prau purba yang tingginya lebih dari 4000 meter yang meletus dan longsor kemudian membentuk kaldera super besar yang sekarang menjadi dieng plateau, dan gunung prau yang dikenal sekarang sebenarnya adalah satu gunung yang sama dengan gunung gunung di sekitarnya (praja, sikunir dkk), dan prau yang sekarang adalah titik tertinggi dari keseluruhan kaldera prau. Setengah jam dari pos 3 dan kita sudah sampai di kawasan puncak gunung prau yang berupa bukit bukit kecil (bukit teletubies). Waktu itu aku bikin camp agak dibawah puncak biar bisa berlindung di pepohonan, aku tiba dipuncak pukul 3 sore, oh iya, aku berangkat dari basecamp patak banteng jam 12 siang (sorry tadi lupa diceritakan didepan, hehehe..), waktu itu disana masih sepi, selain cuma 3 rombongan termasuk rombongannya mas sutrisno (ceritanya itu rombongan mas sutrisno itu rombongan yang aku ikut nimbrung ke mereka pas di pos 3, hehe..), yaudah, bikin camp, trus makan bekal (kentang goreng, roti, keju, sosis, susu,) abis itu lanjutin bobog siang yang tertunda, hahaha..
Aku terbangun sekitar jam 6 sore, karena mendengar suara tawa dari rombongan sebelah yang ternyata berasal dari provinsi ngapak, hahahhaaa, aku asal ikut ketawa aja dengerin logatnya mereka (bukan bermaksud rasis, tapi elu tau sendiri kan, ngapak men,,) aslinya sih pengen lanjut tidur, tapi apa daya gabisa tidur karena efek ngapak, ya terpaksanya nungguin mereka sampai tidur baru aku bisa tidur, dan jam 10 malam, akhirnya, tidur.!..
Jam 4 pagi, aku terbangun, kali ini bukan oleh tawa kawan kawan ngapak, tapi lebih ke suara kicauan ratusan bahkan ribuan manusia, akupun keluar dari camp dan, woow, banyak kali orang disini, perasaan kemaren sore cuma beberapa rombongan, tapi pagi itu, mungkin lebih dari 1000 orang dengan ratusan tenda berjejal di kawasan puncak gunung prau, banyak sekali orang dengan berbagai rupa, pendaki standar (kayak aku), pendaki tradisional yang cuma pake sarung, ada rombongan keluarga bahagia, ada anak anak reggae, anak motor, suporter bola, ada crewnya SCTV, dan dan juga mbak mbak yang pake hot pants. What the..!.. yah, inilah efek dari demam naik gunung yang aku ceritakan didepan, dan ini juga lah kesialan terbesar gunung prau selama ini, terlalu banyak manusia diatas sini, kalian bisa bayangkan kan betapa banyaknya rumput yang terinjakan.? It's bad man, it's really bad, *pukpuk prau..
Baiklah, awalnya aku kesini sendirian berharap bisa menemukan kedamaian gitu, tapi, sepertinya tujuanku ngetrip sendirian biar bisa menemukan kedamaian itu gagal sudah, hahaha.. bukan kedamaian, tapi rasa kosong yang aku temukan, ya, pagi itu, aku duduk di ketinggian, sunrise didepan mata, pemandangan gunung gunung didepanku yang begitu wow, ribuan orang ada disekitar, tapi yang aku rasakan hanyalah kosong dan dingin, tidak ada yang terasa spesial, kecuali rasa seneng karena keinginanku untuk single trip ke gunung akhirnya kesampaian, hehehe, mungkin bener kata orang, bukan tempat yang bikin spesial, tapi orangnya.. I wish you're here.!

 Ribuan manusia berbagai rupa..

 Wish u're here..

 Sunrise..

 Mereka..

 hihiii..


 Kawasan kaldera Prau dari pos 3..

 Telaga warna dari pos 2..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Labels

air terjun (1) alun alun (1) balekambang (1) banyutibo (1) blado (1) bromo (1) buyutan (1) candi (2) Candi Arjuna (1) coretan (21) damas (1) dieng (4) gunung (7) jalan jalan (22) jamus (1) jawa timur (1) jogja (4) klayar (1) konang (1) kota batu (1) malang raya (3) malang selatan (2) malaysia (1) Manchester (1) maron (1) marun (1) merapi (2) MU (1) munjunga (1) nampu (1) new cyber (1) ngiriboyo (1) ngiroboyo (1) pacitan (3) panggul (1) pantai (11) pasir putih (3) pelang (1) Prau (1) prigi (1) pujiharjo (1) Sikidang (1) sipelot (1) siung (2) solotraveller (16) sumbing (1) sungai (1) sunrise (1) surabaya (1) tkjc (2) trenggalek (2) United (1) watulimo (1) wediombo (1) wonogiri (1) wonosobo (2)